Selasa, 04 Agustus 2009

Selamatkan Telinga Kita Dari Efek Kebisingan


Bising, didefinisikan sebagai sensasi bunyi yang timbul dalam telinga kita akibat getaran udara atau media bunyi lainnya. Sumber kebesingan bisa berasal dari suara yang dikehendaki (TV, Musik,walkman,dll) atau suara yang tidak dikehendaki( suara mesin pabrik, Printer, gemuruh pesawat terbang, kendaraan bermotor,dll). Paparan bising yang kontinu di atas 85 dB tidak hanya akan menyebabkan keluhan pada telinga dan pendengaran. Berbagai penelitian membuktikan,efek paparan bising dalam jangka lama juga dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, kelainan pencernaan, meningkatnya emosi, dan berbagai kelainan akibat stres. WHO memberikan batas paparan bising yang dapat diterima manusia adalah 85d(desibel)

Penurunan Pendengaran Akibat Paparan Bising ( Noise Induced Hearing Loss)
Proses pendengaran sangatlah menakjubkan. Getaran sumber bunyi diantarkan melalui media udara menggetarkan gendang dan tulang-tulang kecil yang terletak dalam rongga telinga bagian tengah. Kemudian mengantarkan getaran ke dalam suatu sistem cairan yang terletak dalam putaran rongga bangunan menyerupai “rumah siput” atau lebih dikenal sebagai kohlea, yang terletak bersebelahan dengan alat keseimbangan di dalam tulang temporalis.

Di dalam telinga bagian tengah juga terdapat sebuah otot terkecil dalam tubuh manusia, yaitu sensor timpani. Tugasnya membuat tegang rangkaian tulang pendengaran pada saat bunyi yang mencapai sistem pendengaran kita berkekuatan lebih dari 70 dB, untuk meredam getaran yang mencapai sel-sel rambut reseptor pendengaran manusia.

Tetapi, otot ini--yang bekerja terus-menerus--juga tak mampu bertahan pada keadaan bising yang terlalu kuat dan kontinu, dan terjadilah stimulasi berlebih yang merusak fungsi sel-sel rambut. Kerusakan sel rambut dapat bersifat sementara saja pada awalnya sehingga akan terjadi ketulian sementara. Akan tetapi, kemudian bila terjadi rangsangan terus-menerus, terjadi kerusakan permanen, sel rambut berkurang sampai menghilang dan terjadi ketulian menetap. Ketulian akan terjadi pada kedua telinga secara simetris dengan mengenai nada tinggi terlebih dahulu, terutama dalam frekuensi 3.000 - 6.000 Hz. Sering kali juga terjadi penurunan tajam (dip) hanya pada frekuensi 4.000 Hz, yang sangat khas untuk gangguan pendengaran akibat bising. Karena yang terkena adalah nada yang lebih tinggi dari nada percakapan manusia, kadang-kadang efek penurunan daya dengar akibat kebisingan pada awalnya sama sekali tidak dirasakan oleh penderitanya karena belum begitu jelas gangguan pada saat berkomunikasi dengan sesama. efek penurunan pendengaran baru dapat dibaca melalui pengujian klinis menggunakan audiometri.

Pelindung Telinga
Tempat Umum dengan paparan kebisingan tinggi sampai di atas 100 dB, misalnya jalan raya, bandara, industri, diskotek, games, pertokoan, tempat wisata, dan arena konser musik. serta Sumber bising lainnya seperti; Sepeda motor tanpa peredam, mercon, kembang api, walkman, loudspeaker, permainan anak berbunyi keras, bahkan telefon genggam juga mengandung bahaya, khususnya bagi anak dan remaja.

Dari berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh dr. Yenni Basirudin. Sp. THT (Praktisi dr kesehatan kerja) bahwa pekerja yang terpapar bising antara 97-101dB 50% nya mengalami NIHL (Noise Induced Hearing Loss) pada umumnya mereka mengalami Tinitus ( istilah untuk gejala telinga berdenging secara kontinu atau sementara, baik dengan nada tinggi maupun rendah). Jika mengalami tinitus, harap waspada karena ini tanda awal paparan kebisingan yang berlebihan dan perlu segera ditangani, Kadang kala penanganan tinitus cukup sulit karena sekali terjadi dapat menetap untuk waktu berbulan-bulan bahkan tahunan, yang sangat mengganggu rasa nyaman penderitanya. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak kebisingan ini adalah dengan menghindari bising, mengurangi volume bunyi sekitar, dan menggunakan alat pelindung.

Apakah kita sudah mengalami penurunan daya dengar?
pada saat kita dirumah dengan volume TV yang cukup di dengar orang lain , kita harus menambah volume tinggi untuk dapat mendengarnya (orang lain akan mendengarnya sangat keras). Ini tanda bahwa kebisingan telah terlalu tinggi dan kita harus segera menghindarinya atau segera memakai alat pelindung telinga.

Ketulian akibat bising tidak dapat sembuh kembali dan memerlukan alat bantu dengar yang cukup mahal. Oleh karena itu, lebih baik menghindari kebisingan dan berbagai cara dapat dilakukan, seperti : Tidak memutar volume TV terlalu keras,menggunakan pelindung telinga saat bekerja ditempat bising > 85dB,kurangi penggunaan alat-alat yang menimbulkan bising tinggi,kurangi penggunaan walkman/ ear phon,dll

Seperti pendapat Helen Keller : Yang tuli dan buta sejak usia balita ketika ditanyakan (andaikata ia mendapat kesempatan kedua, manakah yang ingin dihilangkannya? Ia menjawab, ingin terlahir kembali tanpa ketulian karena kebutaan memisahkannya dari benda-benda, sedangkan ketulian memisahkannya dari manusia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar